Serangga (Insecta) adalah
kelompok utama dari hewan beruas (Phylum: Arthropoda)
yang bertungkai enam
(tiga pasang); karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang
berarti "berkaki enam").
Ciri-ciri khas yang dimiliki serangga
adalah memiliki kulit luar (integumen) keras dengan kerangka luar
(eksoskeleton). Tubuh berbentuk silindris dan terdiri dari cincin-cincin atau
segmen-segmen (somit) yang berurutan. Segmen tubuh terbagi menjadi 3 tagmata,
yaitu :
a.
Kepala
(caput) à 6
buah segmen
b.
Dada
(torak) à 3
buah segmen
c.
Perut
(abdomen) à 11
buah segmen
Eksoskeleton dari serangga terdiri
dari epikutikula, eksokutikula dan endokutikula. Secara keseluruhan lapisan
penyusun eksoskeleton disebut kutikula.
Epikutikula merupakan lapisan paling
luar yang berfungsi untuk mencegah kekeringan, menjaga kelembaban dan mencegah
infeksi. Dibawah lapisan epikutikula terdapat lapisan EKSOKUTIKULA dan
ENDOKUTIKULA yang mengandung KITIN. Permukaan tubuh berupa lembaran yang keras
(sklerit) dan mengalami pengerasan, yang dikenal dengan sklerotisasi.
Salah satu alasan mengapa serangga
memiliki keanekaragaman dan kelimpahan yang tinggi adalah kemampuan reproduksinya yang
tinggi, serangga bereproduksi dalam jumlah yang sangat besar, dan pada beberapa
spesies bahkan mampu menghasilkan beberapa generasi dalam satu tahun. Kemampuan
serangga lainnya yang dipercaya telah mampu menjaga eksistensi serangga hingga
kini adalah kemampuan terbangnya. Hewan yang dapat terbang dapat menghindari
banyak predator, menemukan makanan dan pasangan kawin, dan menyebar ke habitat
baru jauh lebih cepat dibandingkan dengan hewan yang harus merangkak di atas
permukaan tanah.
Umumnya serangga mengalami metamorfosis sempurna,
yaitu siklus hidup dengan melalui tahapan telur, larva, pupa, dan imago.
Beberapa ordo yang mengalami metamorfosis sempurna adalah Lepidoptera,
Diptera, Coleoptera,
dan Hymenoptera. Metamorfosis
tidak sempurna merupakan siklus hidup dengan tahapan : telur, nimfa, dan imago. Peristiwa
larva meniggalkan telur disebut dengan eclosion. Setelah eclosion,
serangga yang baru ini dapat serupa atau berbeda sama sekali dengan induknya.
Tahapan larva biasanya mempunyai perilaku makan banyak/rakus.
Pertumbuhan tubuh dikendalikan dengan
menggunakan acuan pertambahan berat badan, biasanya dalam bentuk tangga dimana
pada setiap tangga digambarkan oleh lepasnya kulitlama (exuvium),
dimana proses ini disebut molting. Karena itu pada
setiap tahapan, serangga tumbuh sampai dimana pembungkus luar menjadi terbatas,
setelah ditinggalkan lagi dan seterusnya sampai sempurna.
Sumber :
Borror et al. 2004. Study of Insect.Ed-7. Amerika: Thomson Brook/ Cole.
Materi Kuliah Morfologi taksonomi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar