Jumat, 27 April 2012

Serangga


Serangga (Insecta) adalah kelompok utama dari hewan beruas (Phylum: Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang); karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti "berkaki enam"). 

Ciri-ciri khas yang dimiliki serangga adalah memiliki kulit luar (integumen) keras dengan kerangka luar (eksoskeleton). Tubuh berbentuk silindris dan terdiri dari cincin-cincin atau segmen-segmen (somit) yang berurutan. Segmen tubuh terbagi menjadi 3 tagmata, yaitu :
a.    Kepala (caput) à 6 buah segmen
b.    Dada (torak) à 3 buah segmen
c.    Perut (abdomen) à 11 buah segmen
Eksoskeleton dari serangga terdiri dari epikutikula, eksokutikula dan endokutikula. Secara keseluruhan lapisan penyusun eksoskeleton disebut kutikula.
Epikutikula merupakan lapisan paling luar yang berfungsi untuk mencegah kekeringan, menjaga kelembaban dan mencegah infeksi. Dibawah lapisan epikutikula terdapat lapisan EKSOKUTIKULA dan ENDOKUTIKULA yang mengandung KITIN. Permukaan tubuh berupa lembaran yang keras (sklerit) dan mengalami pengerasan, yang dikenal dengan sklerotisasi.
Salah satu alasan mengapa serangga memiliki keanekaragaman dan kelimpahan yang tinggi adalah kemampuan reproduksinya yang tinggi, serangga bereproduksi dalam jumlah yang sangat besar, dan pada beberapa spesies bahkan mampu menghasilkan beberapa generasi dalam satu tahun. Kemampuan serangga lainnya yang dipercaya telah mampu menjaga eksistensi serangga hingga kini adalah kemampuan terbangnya. Hewan yang dapat terbang dapat menghindari banyak predator, menemukan makanan dan pasangan kawin, dan menyebar ke habitat baru jauh lebih cepat dibandingkan dengan hewan yang harus merangkak di atas permukaan tanah.
Umumnya serangga mengalami metamorfosis sempurna, yaitu siklus hidup dengan melalui tahapan telur, larva, pupa, dan imago. Beberapa ordo yang mengalami metamorfosis sempurna adalah Lepidoptera, Diptera, Coleoptera, dan Hymenoptera. Metamorfosis tidak sempurna merupakan siklus hidup dengan tahapan : telur, nimfa, dan imago. Peristiwa larva meniggalkan telur disebut dengan eclosion. Setelah eclosion, serangga yang baru ini dapat serupa atau berbeda sama sekali dengan induknya. Tahapan larva biasanya mempunyai perilaku makan banyak/rakus.
Pertumbuhan tubuh dikendalikan dengan menggunakan acuan pertambahan berat badan, biasanya dalam bentuk tangga dimana pada setiap tangga digambarkan oleh lepasnya kulitlama (exuvium), dimana proses ini disebut molting. Karena itu pada setiap tahapan, serangga tumbuh sampai dimana pembungkus luar menjadi terbatas, setelah ditinggalkan lagi dan seterusnya sampai sempurna.

Sumber : 
Borror et al. 2004. Study of Insect.Ed-7. Amerika: Thomson Brook/ Cole.
Materi Kuliah Morfologi taksonomi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar