Jumat, 09 November 2012

Cara Mencegah Leptospirosis

Dalam postingan sebelumnya telah dijelaskan apa itu Leptospirosis. Yup, mungkin untuk sedikit merefresh...leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman leptospira, dan hewan-hewan mamalia (terutama tikus) menjadi reservoirnya. Apabila seseorang telah terinfeksi kuman ini, dalam penegakan diagnosanya pun t'kadang dikaburkan oleh gejala penyakit lain. Seorang dokter mungkin mencurigai Leptospirosis pada seorang yang bergejala, biasanya 1-2 minggu setelah terkena. Peneguhan penyakit ini biasanya dengan contoh darah yang akan menyatakan apakah terinfeksi kuman ini. Apabila sudah terdiagnosapun dalam penyembuhannya penyakit ini tergolong lambat. Bahkan ada kalanya kuman ini bisa terus berada di dalam mata dan menyebabkan bengkak mata menahun.
Kalo uda kena lepto sulit diagnosis, uda kediagnosis pun kadang sulit sembuh, gak kediagnosis bisa parah... So, paling aman ya mencegah biar ga terinfeksi kuman lepto ini. Seperti pepatah "Lebih baik mencegah daripada mengobati bukan??"

Bagaimana sih cara mencegah penyakit Leptospirosis??
Sebenarnya ada banyak cara untuk mencegah penyakit ini, yang secara umum dikelompokkan ke 2 bagian (untuk memudahkan saja ya) yaitu untuk yang pekerjaannya menyangkut binatang dan untuk yang pekerjaan lain.
Untuk yang pekerjaannya menyangkut binatang, air dan lumpur (petani, pekebun, peternak, dll)
  • Amati, Obati dan Tutup luka sebelum bekerja
Maksudnya disini adalah sebelum pergi bekerja (kesawah, kebun, sungai, dll) dianjurkan untuk memeriksa/mengamati apakah terdapat luka/lecet pada anggota tubuh, apabila ditemukan luka segera diobati dan dibalut dengan balutan yang kedap air --> hal ini untuk menghindari masuknya kuman Lepto melalui luka pada tubuh.
  • Pakai pelindung
Pelindung yang dimaksud misalnya sarung tangan karet, pelindung mata, jubah kain, sepatu boot bila menangani binatang yang mungkin terkena atau beraktivitas di sawah yang berlumpur yang kemungkinan tercemar air kencing tikus.
  • Bersihkan diri setelah selesai bekerja
Sesudah bekerja segera cuci tangan dan kaki menggunakan air bersih mengalir menggunakan sabun dan segera keringkan. Bila memungkinkan segeralah mandi. Jangan makan atau merokok sambil menangani binatang yang mungkin terkena.

Untuk yang lainnya,
  • Hindari berenang, mencuci ataupun mandi di sungai / menggunakan air yang mungkin telah dicemari air kencing tikus (atau reservoir lainnya)
  • Tutup luka dan lecet dengan balutan kedap air
  • pakai sepatu boot bila keluar terutama jika tanahnya basah atau berlumpur
  • Pakai sarung tangan karet bila berkebun
  • Halau binatang pengerikit dengan cara membersihkan dan menjauhkan sampah dan makanan dari perumahan.
  • Jangan memberi anjing jeroan mentah.
  • Biasakan diri mencuci tangan dengan sabun setelah beraktivitas dan sebelum makan, kuman Leptospira cepat mati oleh sabun, pembasmi kuman dan jika tangannya kering.
Untuk mencegah tertularnya berbagai penyakit intinya adalah dengan menerapkan prinsip PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dalam kehidupan sehari-hari.

Kamis, 08 November 2012

The Rainy Season, ALERT of Leptospira !!

Yuupz... memasuki bulan November ini intensitas hujan di beberapa kota di Indonesia meningkat, termasuk di kota Semarang (kota q tercinta..hehe). Terkait musim hujan, salah satu penyakit yang perlu diwaspadai adalah Leptospirosis. Mungkin sebagian ada yang pernah denger dan ada juga yang baru kali ini denger apa itu leptospirosis.. Ada pepatah bilang "Tak kenal maka tak sayang" maka dari itu mari kita kenalan dulu dengan Leptospirosis (Upz..tapi jangan mpe kena ya..cukup tau n' paham pengertiannya aja).

Apa sich Leptospirosis itu??
Leptospirosis merupakan penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia atau kita sebut zoonosis. Penyakit ini disebabkan oleh kuman leptospira yang biasa ditemukan dalam air seni dan sel-sel dari hewan yang terinfeksi. Sebagian warga rural mengenal penyakit ini dengan sebutan penyakit kencing tikus.
Gejala atau tanda awal terinfeksi leptospira umumnya adalah demam, sakit kepala parah, nyari otot, gerah, muntah dan mata merah. Gejala awal ini hampir menyerupai gejala penyakit lain seperti salesma atau bahkan terasa seperti demam flu biasa, yang terkadang menyulitkan diagnosa. Jika penyakit ini tidak tertangani secara dini, lebih lanjut dapat terjadi kegagalan ginjal, sakit kuning (menguningnya kulit yang menandakan penyakit hati), pembengkakan selaput otak, perdarahan paru-paru dan akhirnya dapat meninggal.
Dalam upaya penyembuhannyapun bisa terbilang lambat. Ada yang sakit mirip kelelahan manahun selama berbulan-bulan, ada pula yang lagi-lagi sakit kepala/tertekan. Ada kalanya kuman ini bisa terus berada di dalam mata dan menyebabkan bengkak mata menahun.
Well...SEREM bukann dampaknya ???
Kalo uda kena lepto sulit diagnosis, uda kediagnosis pun kadang sulit sembuh, gak kediagnosis bisa makin parah...So, paling aman ya mencegah biar ga terinfeksi kuman lepto ini. Buat bisa mencegah, kita harus tahu jalur penyebarannya, reservoirnya dan siapa aja yang berisiko tertular.. Jadi, tetap lanjutin baca yak..


Gimana sich cara Nyebarnya??
Kuman Leptospira biasa memasuki tubuh lewat luka atau lecet di kulit, dan terkadang lewat selaput dalam mulut, hidung dan mata. Tertularnya kuman melalui luka mungkin terjadi saat kita berada di tanah, lumpur atau air yang dicemari air kencing hewan yang terinfeksi. Makan-makanan atau minum air yang tercemar kuman lepto juga dapat menyebabkan tertularnya penyakit ini. Berbagai jenis binatang bisa mengidap kuman Leptospira di dalam ginjalnya, seperti tikus, anjing, kambing, kuda, kerbau, kucing dan hewan menyusui lainnya. Bagi binatang yang terinfeksi kuman, mungkin sama sekali tidak muncul gejala, tapi beda halnya jika kuman ini menginfeksi manusia.

teruuuss, Siapa sich yang BERISIKO tertular penyakit Leptospirosis ??
Yang berisiko tertular kuman leptospira tentunya adalah orang yang sering menyentuh binatang atau air, lumpur, tanah dan tanaman yang telah dicemari air kencing binatang. Beberapa pekerjaan seperti petani, dokter hewan, petugas penjagalan (pemotongan hewan) serta petani tebu dan pisang. Buat kalian yang gak bekerja di tempat-tempat tersebut, jangan santai dulu yak.. Soalnya kuman ini juga berisiko buat kalian yang hobby berkemah, berkebun, arum jeram dan olahraga air lainnya.

Terus Apa Hubungannya Musim Hujan sama Penularan Leptospirosis ??
Setelah baca uraian diatas (yang mungkin sedikit lebay) diiketahui kalo penyakit ini bersumber dari binatang yang terinfeksi kuman Leptospira, yang biasanya ada di kencing hewan tersebut. Menyebar melalui air, lumpur, makanan maupun minuman yang tercemar kuman. Dengan datangnya musim hujan, ketersediaan air melimpah, genangan air ada dimana-mana, tikus tumbuh subur (terutama yang lingkungannya kurang terjaga), well..terlihat sudah siklus/alur penyebarannya..ga cuma orang-orang yang kerja di kebun, sawah, atau tempat penjagalan saja yang berisiko tertular. Orang-orang yang bekerja dirumah, kantoran atau bahkan mahasiswa pun dapat tertular penyakit Leptospirosis.
Datangnya musim hujan menyebabkan sebagian besar gorong-gorong persembunyian para tikus tergenang air, hal ini membuat para tikus mencari tempat pengungsian. Yupz, salah satu alternatif pengungsiannya adalah kerumah-rumah penduduk (termasuk rumah saya yang juga disatroni para tikus). Dalam sekejap, hanya satu malam waktu hujan turun sangat lebat dan cukup lama, disaat kita tertidur pulas, para tikus bergerilya mencari makan dan mengacak-acak rumah kita (lebih tepatnya saya). Dan hasilnya, di pagi hari, ketika saya melangkah ruang makan dan dapur (yang memang dekat sumur), tercium bau pesing khas kencing tikus dengan ceceran feses dimana-mana (intinya kacauu pake banget).
Selain itu, saat musim hujan tiba, pemandangan yang umum kita jumpai adalah meluapnya air sungai, got dan muncul genangan baru. Genangan-genangan tersebut bisa jadi telah tercemar kuman leptospira, karena gak bisa dibedain juga mana air yang tercemar atau nggak kalau cuma make mata telanjang. So, BEWARE ya soob... WASPADA itu PERLU!!
Buat pencegahannya, tunggu next post.