Kamis, 08 November 2012

The Rainy Season, ALERT of Leptospira !!

Yuupz... memasuki bulan November ini intensitas hujan di beberapa kota di Indonesia meningkat, termasuk di kota Semarang (kota q tercinta..hehe). Terkait musim hujan, salah satu penyakit yang perlu diwaspadai adalah Leptospirosis. Mungkin sebagian ada yang pernah denger dan ada juga yang baru kali ini denger apa itu leptospirosis.. Ada pepatah bilang "Tak kenal maka tak sayang" maka dari itu mari kita kenalan dulu dengan Leptospirosis (Upz..tapi jangan mpe kena ya..cukup tau n' paham pengertiannya aja).

Apa sich Leptospirosis itu??
Leptospirosis merupakan penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia atau kita sebut zoonosis. Penyakit ini disebabkan oleh kuman leptospira yang biasa ditemukan dalam air seni dan sel-sel dari hewan yang terinfeksi. Sebagian warga rural mengenal penyakit ini dengan sebutan penyakit kencing tikus.
Gejala atau tanda awal terinfeksi leptospira umumnya adalah demam, sakit kepala parah, nyari otot, gerah, muntah dan mata merah. Gejala awal ini hampir menyerupai gejala penyakit lain seperti salesma atau bahkan terasa seperti demam flu biasa, yang terkadang menyulitkan diagnosa. Jika penyakit ini tidak tertangani secara dini, lebih lanjut dapat terjadi kegagalan ginjal, sakit kuning (menguningnya kulit yang menandakan penyakit hati), pembengkakan selaput otak, perdarahan paru-paru dan akhirnya dapat meninggal.
Dalam upaya penyembuhannyapun bisa terbilang lambat. Ada yang sakit mirip kelelahan manahun selama berbulan-bulan, ada pula yang lagi-lagi sakit kepala/tertekan. Ada kalanya kuman ini bisa terus berada di dalam mata dan menyebabkan bengkak mata menahun.
Well...SEREM bukann dampaknya ???
Kalo uda kena lepto sulit diagnosis, uda kediagnosis pun kadang sulit sembuh, gak kediagnosis bisa makin parah...So, paling aman ya mencegah biar ga terinfeksi kuman lepto ini. Buat bisa mencegah, kita harus tahu jalur penyebarannya, reservoirnya dan siapa aja yang berisiko tertular.. Jadi, tetap lanjutin baca yak..


Gimana sich cara Nyebarnya??
Kuman Leptospira biasa memasuki tubuh lewat luka atau lecet di kulit, dan terkadang lewat selaput dalam mulut, hidung dan mata. Tertularnya kuman melalui luka mungkin terjadi saat kita berada di tanah, lumpur atau air yang dicemari air kencing hewan yang terinfeksi. Makan-makanan atau minum air yang tercemar kuman lepto juga dapat menyebabkan tertularnya penyakit ini. Berbagai jenis binatang bisa mengidap kuman Leptospira di dalam ginjalnya, seperti tikus, anjing, kambing, kuda, kerbau, kucing dan hewan menyusui lainnya. Bagi binatang yang terinfeksi kuman, mungkin sama sekali tidak muncul gejala, tapi beda halnya jika kuman ini menginfeksi manusia.

teruuuss, Siapa sich yang BERISIKO tertular penyakit Leptospirosis ??
Yang berisiko tertular kuman leptospira tentunya adalah orang yang sering menyentuh binatang atau air, lumpur, tanah dan tanaman yang telah dicemari air kencing binatang. Beberapa pekerjaan seperti petani, dokter hewan, petugas penjagalan (pemotongan hewan) serta petani tebu dan pisang. Buat kalian yang gak bekerja di tempat-tempat tersebut, jangan santai dulu yak.. Soalnya kuman ini juga berisiko buat kalian yang hobby berkemah, berkebun, arum jeram dan olahraga air lainnya.

Terus Apa Hubungannya Musim Hujan sama Penularan Leptospirosis ??
Setelah baca uraian diatas (yang mungkin sedikit lebay) diiketahui kalo penyakit ini bersumber dari binatang yang terinfeksi kuman Leptospira, yang biasanya ada di kencing hewan tersebut. Menyebar melalui air, lumpur, makanan maupun minuman yang tercemar kuman. Dengan datangnya musim hujan, ketersediaan air melimpah, genangan air ada dimana-mana, tikus tumbuh subur (terutama yang lingkungannya kurang terjaga), well..terlihat sudah siklus/alur penyebarannya..ga cuma orang-orang yang kerja di kebun, sawah, atau tempat penjagalan saja yang berisiko tertular. Orang-orang yang bekerja dirumah, kantoran atau bahkan mahasiswa pun dapat tertular penyakit Leptospirosis.
Datangnya musim hujan menyebabkan sebagian besar gorong-gorong persembunyian para tikus tergenang air, hal ini membuat para tikus mencari tempat pengungsian. Yupz, salah satu alternatif pengungsiannya adalah kerumah-rumah penduduk (termasuk rumah saya yang juga disatroni para tikus). Dalam sekejap, hanya satu malam waktu hujan turun sangat lebat dan cukup lama, disaat kita tertidur pulas, para tikus bergerilya mencari makan dan mengacak-acak rumah kita (lebih tepatnya saya). Dan hasilnya, di pagi hari, ketika saya melangkah ruang makan dan dapur (yang memang dekat sumur), tercium bau pesing khas kencing tikus dengan ceceran feses dimana-mana (intinya kacauu pake banget).
Selain itu, saat musim hujan tiba, pemandangan yang umum kita jumpai adalah meluapnya air sungai, got dan muncul genangan baru. Genangan-genangan tersebut bisa jadi telah tercemar kuman leptospira, karena gak bisa dibedain juga mana air yang tercemar atau nggak kalau cuma make mata telanjang. So, BEWARE ya soob... WASPADA itu PERLU!!
Buat pencegahannya, tunggu next post.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar